Thursday, September 2, 2010

:: monolog diri ::


Kali ini,

Air mata menitis lagi,

Kebuntuan yang menyesakkan dada,

Aku hancur dengan begini,

Dakwah dan diri aku bak angin deru yang hampa,

Menanti bayu menghembuskan yang terakhir,

Hingga kaku tiada lagu,


Apa iniwahai diri,

Patah semangat kah dirimu,

Mereka tidak memahami,

Perlukah menyalahkan mereka,

Mari bangkit dan selesaikan teka teki ini,

Cari corak yang sesuai buat kekalutan ini,

Hampa dan henti,

Sepastinya itu jawapan yang hina,


Apa ini wahai diri,

Usap air matamu,

Beginikah da'I menlayan ujian,

Buntukah kau dengan harapanNya,

Hulurkan tanganmu ke langit,

Jeritkan asma Rabbmu,

Kuat dan gempakan arasy,


Lemah nya dirimu,

Lihat dirimu,

Apakah ini cita-citamu?

Perlukah dakwah itu hancur,

Dengan kebodohanmu sendiri,


Bagaimana ini,

Sejuta cara aku tawarkan,

Apakah tiada pintu untuk sedikit peluang,

Seolah tiada kunci yang tepat,

Merapat dan tertutup ketat,

Dakwah ku makin sepi,

Jiwa ku bukan ini,

Bahkan bukan ini, Dan tidak ini.


Apa ini wahai diri,

Engkau kabut, Pikirmu serabut,

Layan perasaan meracuni diri,

Hentikan tangismu,

Bukan ini coraknya,

Ini hanya terus membunuh hati,

Membuntukan lagi teka teki,

Susun atur langkahmu,

Jalan ini ceritamu,

Ceriakan dengan kematangan,


Wahai Tuhan,

Aku perlukan keajaibanMu,

Bantulah aku..



Nukilan ikhlas : pecinta dakwah

26 Januari 2010

1 comment:

Anonymous said...

-kagum-